HME for Kelud

Kamis (13/02) pukul 22.50 WIB Gunung Kelud erupsi dengan hebatnya. Sekitar 100 juta kubik material letusan dimuntahkan dengan ketinggian sekitar 17 km. Tak ayal dampak yang diakibatkannya pun sungguh luar biasa. Beberapa kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Barat dihujani abu vulkanik sehingga mengganggu aktivitas warga. Kediri, Blitar dan Malang menjadi daerah yang paling parah terkena dampak dari letusan Kelud. Warga di 3 kabupaten pun harus mengungsi ke tempat yang lebih aman agar tidak terkena penyakit sesak nafas dampak abu vulkanik dari letusan gunung kelud. Kekurangan bahan pangan, pakaian dan obat-obatan adalah hal-hal yang dirasakan oleh para pengungsi. Oleh karena itu, HME pada tanggal 16 dan 17 februari 2014 melakukan Baksos HME for Kelud. Pada hari pertama, HME memberikan bantuan yang dibutuhkan k epos pengungsian KOP SAE PUJON, dimana terdapat 1000 pengungsi disana. Bantuan kami diterima dengan sangat baik. Pada hari kedua, HME kembali menyalurkan bantuan ke SDN NGROTO 1-4 Pujon kemudian dilanjutkan ke Dusun Selobrojo, dusun terakhir sebelum gunung kelud. Jarak dusun ini dengan puncak sekitar kurang kebih 10 km.

Erupsi gunung kelud memang telah berhenti, namun Rumah para pengungsi pun rusak parah sehingga banyak yang tidak bisa ditinggali kembali. Dampak yang paling dirasakan adalah rusaknya rumah mereka terutama bagian atap. Lebih dari 70 % rumah warga yang berada di radius kurang dari 10 km mendapati atap mereka dalam keadaan rusak parah. Hal inilah yang menjadi salah satu fokus pemprov untuk memberi bantuan berupa genteng dan kayu untuk perbaikan atap warga.

Untuk itu Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ditunjuk langsung oleh pemprov Jawa Timur untuk mengidentifikasi kerusakan di daerah yang terkena dampak paling parah akibat erupsi Gunung Kelud. Pada Sabtu (22/02)

Mahasiswa dan dosen dibagi menjadi 3 tim menuju ke daerah yang berbeda, yaitu Kediri, Blitar dan Ngantang. Setibanya di sana mereka langsung dibagi lagi menjadi beberapa tim kecil untuk disebar ke beberapa dusun yang terkena dampak cukup parah untuk mengidentifikasi kerusakan yang dialami warga.Tim Identifikasi menyurvei secara bertahap, yang pertama dilakukan selama Sabtu-Minggu dan kembali dilanjutkan pada Selasa (25/02) hingga Kamis (27/02).  Mahasiswa Teknik Elektro juga ikut serta dalam kegiatan kali ini. Ada sekitar 25 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan amal ini.

Data yang berhasil dikumpulkan oleh Mahasiswa kemudian dikalkulasikan oleh dosen kemudian hasilnya diserahkan kepada pemprov Jawa Timur yang akan bekerja sama dengan TNI untuk segera memberikan seberapa besar bantuan yang diperlukan warga.

Diharapkan segala bentuk usaha yang telah dilakukan oleh tim identifikasi dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mampu  meringankan beban korban letusan Gunung Kelud. Dan kehidupan mereka bisa kembali normal seperti sedia kala.

[slideshow_deploy id=’2318′]